Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia


Sejak kedatangan Bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Nusantara pada abad ke-16, bangsa Indonesia telah mengadakan perlawanan. Namun segala bentuk perlawanan yang dilakukan tersebut selalu mengalami kegagalan. Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum terpelajar mendirikan wadah perjuangan yang dikenal dengan nama Budi Utomo. Lahirnya Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh lahirnya organisasi-organisasi sosial, ekonomi, dan politik yang lain. Lahirnya organisasi-organisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional.

a. Budi Utomo
Pada awal abad XX, sudah banyak mahasiswa di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa. Sekolah kedokteran bernama STOVIA (School Tot Opleideing Van Inlandsche Artsen) terdapat di Batavia (Jakarta). Para tokoh mahasiswa kedokteran sepakat untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia dengan memajukan pendidikan rakyat. Pada tanggal 20 Mei 1908, mereka sepakat mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo (BU) dan memilih dr Sutomo sebagai ketua. Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan RT Ario Tirtokusumo.

b. Sarekat Islam
Akibat persaingan yang tidak sehat antara pedagang pribumi dan pedagang Tiongkok, pada tahun 1911 didirikan Serikat Dagang Islam (SDI) oleh KH Samanhudi dan RM Tirtoadisuryo di Solo. Tujuan utama pada awalnya adalah melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Tiongkok.
Saat itu, para pedagang Tiongkok menguasai perdagangan di pasar, menggeser para pedagang lokal yang kurang pendidikan dan pengalaman. Dalam Kongres di Surabaya tanggal 30 September 1912, SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama dimaksudkan agar kegiatan organisasi lebih terbuka ke bidang-bidang lain, tidak hanya perdagangan. Pada tahun 1913, SI dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Perjuangan SI sangat menarik rakyat karena kegiatannya yang membela rakyat. Pada tahun 1915, jumlah anggota SI mencapai 800.000.
Pada tahun 1923, SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (SI) yang bersifat nonkooperatif terhadap Belanda. Tahun 1927 PSI, menetapkan tujuan pergerakan secara jelas, yaitu Indonesia merdeka berasaskan Islam.

c. Indische Partij

Indische Partij (IP) adalah partai politik pertama di Indonesia. Gambar 2.18 merupakan pendiri IP yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai, yakni E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr Cipto Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Tujuan IP sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Pada tahun 1913, Belanda mempersiapkan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasannya dari kekuasaan Prancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul Als Ik een Nederlander was (Seandainya Aku Orang Belanda). Suwardi mengecam Belanda, katanya: Bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah. Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda.

d. Perhimpunan Indonesia
Semula bernama Indische Vereeniging, PI didirikan oleh orang-orang Indonesia di Belanda pada tahun 1908. Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging dengan kegiatan utama politik. Pada tahun 1925 berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Nama majalahnya Hindia Putra, yang kemudian berubah menjadi Indonesia Merdeka.
Tujuan utama PI adalah mencapai Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Tokoh-tokoh PI adalah Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.

e. Partai Nasionalis Indonesia
Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan tanggal 4 Juli 1927 di Bandung, dipimpin Ir Soekarno. Tujuan PNI adalah Indonesia merdeka, dengan ideologi nasionalisme. PNI mengadakan kegiatan konkret baik politik, sosial, maupun ekonomi. Organisasi ini terbuka dan revolusioner, sehingga PNI cepat meraih anggota yang banyak. Pengaruh Soekarno sangat meresap dalam lapisan masyarakat. Keikutsertaan Hatta dalam kegiatan politik Soekarno semakin membuat PNI sangat kuat.

Kegiatan politik PNI dianggap mengancam pemerintah Belanda, sehingga para tokoh PNI ditangkap dan diadili tahun 1929, Sukarno dan kawan-kawan dihukum penjara. Tahun 1931, PNI dibubarkan. Selanjutnya Sartono membentuk Partindo. Adapun Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan organisasi Pendidikan Nasional Indonesia. Para tokoh partai tersebut kemudian ditangkap Belanda dan diasingkan ke Boven Digul, Papua.
Share:

Latar Belakang Munculnya Nasionalisme


Pelaksanaan Politik Etis 
Kondisi politik di Belanda didominasi golongan liberal yang mendapat dukungan dari rakyat. Hal ini dimanfaatkan untuk mendesak pemerintah dalam meningkatkan kehidupan di wilayah jajahan. Salah satunya adalah Theodore Van Deventer mengusulkan agar Belanda melakukan  balas budi untuk bangsa Indonesia. Kebijakan ini kemudian disebut sebagai politik etis atau politik balas budi, yang terdiri dari:
  1. Edukasi : menyelenggarakan pendidikan
  2. Irigasi : membangun sarana pengairan
  3. Emigrasi : mengorganisasi perpindahan penduduk
Dalam pelaksanaan Politik Etis di Indonesia terdapat penyimpangan. Namun salah satu dampak positifnya adalah lahirnya golongan terpelajar/golongan cerdik cendekia karena munculnya sekolah-sekolah seperti HIS, HBS, MULO, AMS dan STOVIA. Banyak lahir tokoh-tokoh pergerakan nasional dari pelajar atau mahasiswa baik di dalam maupun di luar negeri.

Faktor penyebab kegagalan perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah dalam perjuangan sebelum tahun 1908 adalah:

  1. perjuangan bersifat kedaerahan
  2. perlawan tidak dilakukan secara serentak
  3. kalah dalam persenjataan
  4. kurang persiapan dan strategi dalam peperangan
  5. politik adu domba yang diterapkan Belanda
Faktor penyebab munculnya pergerakan nasional 
ada dua penyebab munculnya pergerakan nasional, dari dalam dan dari luar bangsa Indonesia
1. Faktor Internal:
  • penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahn
  • lahirnya golongan terpelajar
  • kenangan akan kejayaan masa lalu
2. Faktor Eksternal :
  • kemenangan Jepang atas Rusia
  • Kebangkitan nasional negara-negara tetangga
  • pengaruh masuknya paham-paham baru
Share:

PH 84 Kondisi Masyarakat Indonesia Masa Penjajahan



Setelah kalian mempelajari materi Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan..Tiba saatnya menguji pemahaman kalian dengan mengerjakan kuis PH 8.4 B Kondisi Bangsa Indonesia dan PH 8.4 C Perlawanan Rakyat. Yang masih bingung atau belum bisa masul Google Classroom, bisa mengikuti cara berikut ini yaa... 

Perhatikan langkah-langkah berikut :
  • Berdoalah sebelum mulai mengerjakan.
  • Buka browser di HP/Komputer/Laptop mu.
  • Klik Alamat Quzizz bagian 1, jika minta kode masukan: 664766
  • Jika Sudah selesai, lanjut Quizizz bagian 2, jika minta kode masukan 260075
  • Masukan Identitas dengan format Kelas spasi Namamu contoh: 8B Anggam 
  • Klik START untuk memulai
  • Pilihlah salah satu jawaban dengan mengklik salah satu jawaban
  • Waktu mengerjakan setiap soal adalah maksimal 3 menit
  • Skor akan muncul apabila sudah selesai mengerjakan.

Selamat Mencoba, Good Luck!
Share: