3.1.a.10. Aksi Nyata

 Praktik Menjadi Pengambil Keputusan 
Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh : 54_J2_Suseno
CGP Angkatan 2 
Kabupaten Kebumen

PERISTIWA (FACT)

Seorang guru terkadang harus mengembang tugas tambahan  yang kerap dihadapkan pada suatu permasalahan di kelas maupun dalam kaitan dengan tugas tambahan yang diembannya. Hal itu terjadi pada diri saya. Selain menjadi guru saya diberikan amanah untuk menjadi wakil kepala sekolah. Banyak hal yang menjadi tanggungjawab saya dan terkadang mengharuskan saya untuk cepat mengambil langkah yang tepat dalam setiap permasalahan. 

Salah satunya saat ada seorang staff Penjaga Gedung dan Taman Sekolah (PGTS) sakit selama lebih dari satu bulan. Karena sudah sering sakit dan izin tidak masuk, maka berinisiatif untuk menggantikan posisinya dengan putranya. Hal ini dilakukan agar beliau tetap dapat meneruskan pengobatan diluar cuti sakit dan sekolah mendapatkan haknya walaupun bukan langsung pegawai yang bersangkutan.

Seorang pegawai yang sedang sakit berhak mendapat haknya untuk cuti dalam tanggungan negara. Namun pada cuti memiliki batasan tertentu. Apabila sakitnya berkepanjangan maka yang bersangkutan dapat mengajukan pensiun dini dengan alasan sakit. Namun melihat statusnya sebagai kepala keluarga dan tulang punggung, berat rasanya jika harus pensiun dini. 

Sebagai warga sekolah tentu merasa kasihan jika beliau pensiun dini. Namun disisi lain menggantikan posisi dengan anaknya juga bukan hal yang dibenarkan secara aturan. Karena batas waktu cuti sakitnya sudah habis. Sedangkan sakitnya masih dideritanya. Disinilah ditemukan paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 

Pada saat rapat Kepala Sekolah, Wakil dan Kepala TU, diusulkan meminta beliau tetap berangkat bekerja walaupun memang tidak maksimal agar tetap tercatat sebai pegawai. Dilain pihak sekolah tetap berharap putranya tetap membantu sekolah jika tugas-tugasnya tetap berjalan maksimal. Disini muncul masalah, karena putranya bekerja tidak dibayar hanya menggantikan. Disatu sisi jika tidak ada yang menggantikan akan membebani PGTS lain, namun jika putranya yang menggantikan, kami merasa kasihan akan masa depan putranya.

Kasus yang dialami oleh rekan PGTS kami ini merupakan kasus dilema etika, yang dalam pengambilan keputusannya tergolong dalam prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). 

Beragam pendapat yang disampaikan mulai dari rekan guru lain serta kepala sekolah ditampung dan dilakukan pengujian pengambilan keputusan, dalam kasus ini kami melakukan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian hasil keputusan untuk mendapatkan keputusan yang tepat. 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan adalah :

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan

4. Pengujian benar atau salah

a. Uji legal (pilihannya membuat keputusan mematuhi hukum atau tidak

b. Uji Regulasi ( mematuhi kode etik atau tidak)

c. Uji Intuisi (tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai yang diyakini)

d. Uji Halaman Depan Koran

e. Uji Panutan/Idola (keputusan panutan/idola kita)

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6. Melakukan Prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Melalui 9 langkah tersebut kami memperoleh sebuah keputusan yaitu memberikn coaching, meminta beliau tetap berangkat bekerja agar terhibur dari sakitnya. Kemudian mengangkat putranya sebagai karyawan agar bisa mendapatkan haknya Ketika bekerja, bukan sekedar menggantikan posisi ayahnya. 

PERASAAN (FEELINGS)

Perasaan saya ketika melakukan aksi nyata ini adalah awalnya ada keraguan mengenai keputusan yang telah diambil bukanlah keputusan yang tepat. Namun beberapa pertimbangan yaitu keputusan yang diambil telah berpihak pada semua pihak dan sudah dikonsultasikan dengan komite sekolah. Keputusan yang diambil demi kepentingan banyak orang dan tidak merugikan pihak yang lain, serta dapat dipertanggungjawabkan.

PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Pembelajaran yang saya peroleh melalui aksi nyata ini adalah saya dapat melatih kemampuan saya dalam menerapkan langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang saya peroleh merupakan keputusan terbaik.

PENERAPAN (FUTURE)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah:

  1. Berkomitmen dalam menjalankan keputusan yang telah saya ambil.
  2. Jika menghadapi situasi atau masalah di kelas atau di sekolah baik itu dilema etika atau bujukan moral maka perlu membicarakannya secara bersama-sama dengan berbagai pihak yang berkompeten.
  3. Akan melakukan evaluasi terhadap langkah atau proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan dalam mengambil keputusan.


Share: